Malang, Suaragong – Ekonomi Indonesia, masih tumbuh kuat meskipun dihajar gejolak dunia. Demikian dikatakan Staf Khusus Menteri Keuangan Sri Mulyani, Yustinus Prastowo.
Prastowo, dalam akun Twitter pribadinya @prastow menyampaikan, beberapa gejolak dunia yang terjadi, seperti krisis keuangan global pada 2008, perang dagang Amerika Serikat (AS) dengan Cina pada 2017, dan pandemi Covid-19 pada 2020.
“Dihajar gejolak dunia, beberapa negara masih konsisten tumbuh kuat di atas level pertumbuhan global. Salah satunya? Indonesia. Saya bahas! #utas,” cuit Prastowo pada Rabu, (31/5/2023), seperti dilansir Tempo.
Prastowo menilai, Indonesia, bersama India, menjadi negara yang pulih paling cepat dari kontraksi akibat pandemi serta krisis geopolitik. Hal itu, kata dia, juga disampaikan Sri Mulyani, dalam Rapat Kerja Badan Anggaran DPR RI dengan agenda penyampaian Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal atau KEM PPKF.
Sebagai persiapan RUU APBN pada tahun 2024, kata dia, KEM PPKF mengusung tema ‘Mempercepat Transformasi Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan’.
“Di antara beberapa negara G20 dan ASEAN, hanya Vietnam dan Indonesia yang kenaikan PDB-nya lebih tinggi dari tambahan utang (1,34 : 1). Sebuah bukti bahwa kebijakan fiskal kita tetap efektif mendorong pertumbuhan,” beber Prastowo.
Baca juga : Indonesia Urutan Ketiga Emisi Terendah Diantara Negara G20!
Lebih lanjut, dia menyampaikan dalam enam kuartal terakhir Produk Domestik Bruto atau (PDB) RI selalu tumbuh di atas 5 persen year on year (yoy). Pertumbuhan ini diproyeksikam meningkat menjadi 5,1 persen yoy pada 2024 seiring akselerasi transformasi ekonomi, reformasi struktural, dan pelaksanaan Pemilihan Umum atau Pemilu.
“Berhasil menurunkan inflasi dengan cepat, pada 2024 Indonesia akan tetap melanjutkan koordinasi fiskal-moneter-riil serta TPIP-TPID utk menjaga inflasi agar tetap rendah dan stabil di antara 1,5% – 3,5%. Bukti koordinasi @KemenkeuRI dan @bank_indonesia yg semakin baik,” tulis Prastowo. (tmp/eko)