SUARAGONG.COM – Manchester City, klub yang selama ini identik dengan dominasi di bawah asuhan Pep Guardiola, kini menghadapi periode terberat dalam sejarah kepelatihan sang manajer. Untuk pertama kalinya, Guardiola mengalami lima kekalahan beruntun, termasuk kekalahan memalukan 0-4 dari Tottenham Hotspur di Etihad Stadium.
“Kehidupan dan olahraga tidak selalu tentang dongeng. Terkadang, Anda harus menjalani momen seperti ini. Jangan saling menyalahkan; tetaplah bersatu,” ujar Pep dengan nada tegas namun tidak panik setelah pertandingan.
Namun, situasi ini membuat banyak pendukung City terpukul. Sang juara bertahan Premier League terlihat kehilangan arah, terutama ketika dipermalukan di kandang sendiri.
Absennya Rodri dan Cedera Pemain Penting
Absennya Rodri, yang baru saja dinobatkan sebagai pemenang Ballon d’Or, menjadi salah satu sorotan utama dalam rentetan hasil buruk ini. Gelandang andalan City tersebut sedang cedera, dan ketidakhadirannya terlihat jelas di lini tengah yang kehilangan kontrol.
“Rodri adalah pemain penting, tapi kami sudah menghadapi situasi ini selama beberapa bulan,” ungkap Pep, mencoba meredakan keresahan.
Masalah tidak berhenti di situ. John Stones hanya mampu bermain selama 45 menit dalam laga melawan Tottenham, sementara Kevin De Bruyne dan Jack Grealish juga masih absen karena cedera. Meski demikian, Guardiola menegaskan bahwa faktor ini tidak bisa sepenuhnya dijadikan alasan atas performa buruk tim.
Tetap Optimistis di Tengah Badai Kritik
Meskipun berada di bawah tekanan, Guardiola tetap menunjukkan sikap optimistis. “Melarikan diri? Tentu saja tidak. Kami harus bangkit lebih dari sebelumnya,” tegasnya saat menjawab pertanyaan media.
Dalam wawancara usai pertandingan, Pep menekankan bahwa tidak ada tim yang mampu mempertahankan performa sempurna selama bertahun-tahun.
“Tidak ada tim di dunia ini yang bisa sukses terus-menerus selama delapan, sembilan, atau sepuluh tahun. Tentu saja situasi ini sulit, tapi kita harus fokus pada laga berikutnya,” tambahnya.
Baca juga : Rodri dan Lamine Yamal Jadi Sorotan di Ballon d’Or 2024, Ciptakan Sejarah untuk Spanyol dan Barcelona
Ujian Berat di Depan Mata
City kini menghadapi tantangan besar untuk segera bangkit. Jadwal berikutnya tidak memberikan waktu bagi mereka untuk bernapas—Feyenoord di Liga Champions dan Liverpool di Anfield sudah menunggu.
Guardiola menyadari pentingnya menjaga semangat tim dan menempatkan situasi ini dalam perspektif yang lebih besar. “Kami senang ketika menang dan khawatir ketika kalah. Itu normal. Akan menjadi masalah jika tidak ada rasa khawatir sama sekali,” ujarnya bijak.
Manchester City kini berada di persimpangan jalan. Untuk pertama kalinya dalam kariernya, Pep Guardiola harus mencari cara untuk mematahkan tren negatif ini dan membuktikan bahwa timnya tetap layak disebut sebagai raksasa sepak bola Eropa. Bisakah mereka kembali ke jalur kemenangan? Dunia sepak bola menunggu jawabannya. (acs)
Baca berita terupdate kami lainnya melalui google news