Malang, Suara Gong
Perluasan kawasan cagar budaya yang rencananya mulai dari Tugu hingga Kayutangan membuat banyak bangunan hingga benda bersejarah dijaga. Tetapi semenjak rencana satu arah Jalan Bromo muncul di permukaan, banyak yang mempertanyakan nasib cagar budaya Adipura yang ada di tengah jalan. Apakah akan di pindah atau dihapuskan. Tanggapi hal ini, Kepala Dinas Perhubungan Kota Malang Widjaja Saleh Putra mengatakan masyarakat tidak perlu khawatir. Adipura akan tetap di tempatnya meskipun memang ada perubahan median disana.
“Sesuai hasil diskusi forum lalin dengan semua stakeholder menyangkut kelalulintasan dan angkutan, pada prinsipnya sebagain dari penerapan satu arah itu adalah satu hal yang harus dilakukan. Karena berdasarkan analisis ahli bukan misal garis median akan kita hilangkan. Contohnya di depan Lai-Lai itu mediannya akan dihilangkan tapi tidak semua dihilangkan. Adipura tetap kayaknya sebagian di biarkan hanya di potong sebagian untuk menyesuaikan supaya manuver kendaraan itu mudah,” ungkap Widjaja Saleh.
Widjaja menjelaskan alasan pemotongan median ini agar manuver, haluan kendaraan mudah. Seperti arah dari timur menuju ke barat bila lurus ke gajayana atau belok kiri ke arjuno bisa memilih. Tetap membutuhkan pemisah. Monumen adipura disini difungsikan untuk pemisah dan ada sebagian ruang yang kosong di depannya bank bukopin akan digunakan sebagai fasilitas umum. Contohnya parkir, memfasilitasi gereja yang jelas bermanfaat bagi masyarakat.
Disinggung terkait koordinasi dengan Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Malang menurutnya kebijakan satu arah tidak ada berpengaruh pada icon budaya yang ada. Karena semua hanya terkait dengan kelalulintasan saja.
Sementara itu anggota TACB Kota Malang Dian Kuntari menjelaskan bahwa wacana satu arah bromo sudah sampai ke telinga TACB. Pihaknya berencana akan melakukan pertemuan dengan pihak terkait misalkan Dishub untuk membahas hal tersebut.
“Rencana satu arah sendiri sebetulnya akan kami undang PU, Bappeda, Dishub, Disporapar ingin koordinasi dengan TACB terkait beberapa cagar budaya yang ada. Setidaknya kami taju yang akan mereka lakukan di tahun 2023 apa. Terkait dengan project yang dikerjakan di zona cagar budaya, harusnya ada tim ahli cagar budaya yang berikan masukan. Harapan tidak dibongkar, jadi kami harus ngobrol dulu dengan mereka. DLH juga akan kita undang. Sehingga agenda terdekat kami akan koordinasi dulu kedepannya,” ungkap perempuan yang juga menjabat sebagai Kabid Kebudayaan Disdikbud Kota Malang ini (wdy/man)