SUARAGONG.COM – Dampak Deportasi Massal Imigran terhadap Ekonomi AS dan Sektor Kritis. Rencana deportasi massal imigran yang tidak berdokumen yang diusulkan oleh Presiden terpilih Donald Trump diperkirakan akan memberikan dampak besar pada ekonomi Amerika Serikat (AS). Kebijakan ini berpotensi memperburuk kekurangan tenaga kerja di berbagai sektor, terutama yang bergantung pada pekerja imigran seperti konstruksi, pertanian, dan teknologi.
Dampak Terbesar pada Sektor Konstruksi dan Perumahan
Industri konstruksi menjadi salah satu sektor yang paling terpengaruh. Chad Prinkey, CEO Well Built Construction Consulting, menyatakan bahwa pekerja imigran sangat penting untuk kelancaran proyek-proyek konstruksi besar. “Kami sangat membutuhkan mereka, yang kami inginkan adalah mereka memiliki dokumen resmi. Kami tidak ingin mereka pergi,” ungkap Prinkey. Menurut data dari American Immigration Council (AIC), sekitar satu dari delapan pekerja konstruksi di AS adalah imigran tanpa dokumen resmi. Jika pekerja imigran dideportasi, pembangunan perumahan dan infrastruktur bisa terhambat, menyebabkan keterlambatan dan biaya yang lebih tinggi, yang pada akhirnya membebani konsumen.
Kekurangan Tenaga Kerja di Sektor Pertanian
Sektor pertanian juga sangat bergantung pada pekerja imigran. Nan Wu dari AIC menyebutkan, “Deportasi massal akan memperburuk kekurangan tenaga kerja, terutama di industri yang sangat bergantung pada pekerja imigran tanpa dokumen.” Sekitar 14% dari total pekerja pertanian di AS tidak memiliki dokumen resmi, dan jika mereka kehilangan tenaga kerja ini, biaya produksi pangan bisa meningkat, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi harga makanan di pasar. Di California, hampir 41% pekerja pertanian adalah imigran tanpa dokumen.
Industri teknologi juga akan merasakan dampak kebijakan ini. Janeesa Hollingshead dari Uber Works menjelaskan, “Industri teknologi sangat bergantung pada pekerja imigran untuk mengisi peran teknis yang sangat penting.” Kebijakan yang lebih ketat, termasuk pembatasan visa H-1B, dapat menghambat masuknya pekerja teknologi dan insinyur asing yang sangat dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan teknologi di AS.
Biaya Tinggi dan Tantangan dalam Deportasi Massal Imigran
Namun, beberapa ahli mengingatkan bahwa deportasi massal sangat mahal dan sulit dilaksanakan. David Leopold, Ketua Praktik Imigrasi di firma hukum U.B. Greensfelder, menilai bahwa memindahkan 11 juta orang akan sangat menguras sumber daya. “Sangat mahal untuk memindahkan 11 juta orang,” katanya. Biaya tinggi ini bisa mempengaruhi konsumen melalui kenaikan harga dan keterbatasan barang serta jasa di pasar AS
Jason Leverant, Presiden AtWork Group, sebuah perusahaan perekrutan yang memasok tenaga kerja untuk berbagai sektor, memperingatkan bahwa kebijakan ini dapat menyebabkan hingga satu juta lowongan pekerjaan yang sulit diisi. “Jika kebijakan imigrasi yang diusulkan menjadi kenyataan, dampaknya akan sangat signifikan,” ujarnya. Ini dapat memperburuk kekurangan tenaga kerja di banyak sektor yang sangat bergantung pada pekerja imigran.
Kebijakan deportasi massal ini juga mencakup penghentian program status perlindungan sementara, yang memungkinkan pekerja dari negara-negara tertentu bekerja di AS. Para ahli khawatir bahwa penghentian program ini akan semakin memperburuk kekurangan tenaga kerja di sektor-sektor kunci. (Aye/Sg),
Baca Juga : Gaes !!! Mengapa Elon Musk Mendukung Donald Trump Mati-Matian?