SUARAGONG.COM – Pemilu serentak di Indonesia memang selalu punya cerita unik setiap tahunnya, dan tahun 2024 tidak terkecuali. Di Jawa Timur, dinamika politik tampak semakin menarik dengan munculnya beberapa pasangan calon tunggal dalam Pilkada di beberapa kota dan kabupaten. Hal yang mencolok bagi saya pribadi adalah bagaimana seluruh kekuatan politik di daerah ini bisa bersatu mendukung satu paslon, membuat mereka hanya menghadapi “kotak kosong.”
Bayangkan, ada lima daerah di Jawa Timur yang paslonnya maju tanpa lawan. KPU Jawa Timur sudah mengonfirmasi ini, dan di antaranya adalah Surabaya, Gresik, Pasuruan, Trenggalek, dan Ngawi. Apa rasanya ya, menjadi pemilih di tempat seperti itu, di mana kita hanya punya dua pilihan: mendukung calon atau memilih kotak kosong? Sebagai warga, saya bisa membayangkan perasaan campur aduk—di satu sisi, mungkin ada rasa puas karena melihat adanya kesepakatan politik yang solid. Tapi di sisi lain, rasanya seperti ada yang kurang, tanpa adanya adu ide atau debat yang biasanya memeriahkan pemilu.
1. Kota Surabaya: Eri Cahyadi – Armuji
Salah satu yang paling menonjol tentu saja adalah pasangan petahana dari Surabaya, Eri Cahyadi dan Armuji. Saya masih ingat betapa dinamisnya kota ini di bawah kepemimpinan Eri sejak 2020. Dengan dukungan dari semua partai politik—baik yang ada di parlemen maupun di luar—mereka kembali maju pada Pilkada 2024. Saya membayangkan, para pemilih di Surabaya mungkin tidak begitu terkejut dengan hasil ini. Dengan dukungan dari PDIP, PKB, Demokrat, Golkar, hingga Gerindra, jelas pasangan ini telah memantapkan pijakan mereka.
Baca juga : Pendaftar KPPS Pilkada 2024 di Kota Blitar Melebihi Kuota, Ini Rinciannya
2. Kabupaten Gresik: Gus Yani – Alif
Kemudian ada Gresik, di mana Gus Yani dan dr. Asluchul Alif kembali maju. Sama seperti di Surabaya, mereka juga akan melawan kotak kosong. Saya pernah berkunjung ke Gresik beberapa tahun lalu, dan melihat langsung antusiasme masyarakat terhadap Gus Yani. Ternyata antusiasme itu tidak hanya di masyarakat, tapi juga di tingkat politik, di mana koalisi besar dari parlemen dan non-parlemen mendukung pasangan ini.
3. Kota Pasuruan: Adi – Nawawi
Pasangan Adi Wibowo dan Mokhammad Nawawi di Kota Pasuruan juga sudah pasti akan melawan kotak kosong. Sebagai warga yang kerap lewat Pasuruan saat bepergian, saya selalu merasa ada sesuatu yang menarik dari kota kecil ini. Sekarang, dengan dukungan penuh dari partai besar seperti PKB, Golkar, dan PDIP, pasangan ini tampaknya cukup percaya diri. Mungkin akan menarik melihat bagaimana mereka akan melangkah lebih jauh, terutama tanpa adanya oposisi nyata.
4. Kabupaten Trenggalek: Ipin – Syah
Nur Arifin dan Syah Mohammad di Trenggalek juga mendapatkan dukungan penuh dari koalisi parpol. Saya membayangkan betapa optimisnya mereka, mengingat mereka hanya melawan “kotak kosong.” Dalam beberapa kasus, pemilih yang memilih kotak kosong mungkin berharap ada opsi lain atau sebagai bentuk protes, tapi sulit membayangkan kotak kosong bisa mengalahkan pasangan yang begitu didukung.
Baca juga : Pengawalan Ketat Paslon Pilkada Jombang, Polres Jombang Terjunkan 21 Walpri
5. Kabupaten Ngawi: Ony – Riyanto
Terakhir, ada Ony Anwar dan Dwi Riyanto Jatmiko di Ngawi. Saya memiliki seorang teman yang tinggal di Ngawi, dan dia bercerita bagaimana suasana politik di sana sangat tenang menjelang Pilkada. Dengan dukungan dari 12 partai politik, hampir tak ada keraguan bahwa pasangan ini akan menang telak.
Jujur, fenomena calon tunggal ini membuat saya berpikir lebih jauh tentang demokrasi kita. Di satu sisi, jelas ada semangat kebersamaan politik yang luar biasa. Tapi di sisi lain, saya bertanya-tanya apakah pemilih merasa cukup mendapatkan pilihan yang variatif. Tentu, ini bisa menjadi pelajaran bagi kita semua—bahwa dalam sebuah demokrasi, keseimbangan antara konsensus dan kompetisi adalah hal yang sangat berharga. (acs)
Baca berita terupdate kami lainnya melalui google news