Malang, Suara Gong
Febri Hendri Antoni Arif selaku Juru Bicara Kementerian Perindustrian menyinggung salah satu aturan menteri keuangan yang menjadi penyebab lesunya industri tekstil di Indonesia. Febri menyebutkan indeks kepercayaan industri turun selama 3 bulan berturut turut.
Pada bulan September 2023 berada di posisi 52,51. Capaian ini melambat 0,71 poin dibandingkan bulan sebelumnya yang menyentuh di angka 53,22.
Beberapa subsektor masih kontraksi di bulan ini. Seperti industri pakaian jadi, kayu,dan gabus. Industri pengolahan lainnya dan indsutri barang galian bukan logam. Dari pengamatan Kemenperin, produk tekstil untuk pasar ekspor tidak terserap oleh pasar luar negeri.
Baca Juga : Gaes!!! CEO Tiktok Bertemu Luhut Hasilnya Apa Ya?
“Kan ada namanya industri di kawasan berikat yang impor produk tekstil kemudian diproduksi dan tujuannya ekspor. Karena pasar ekspornya melemah, banyak produk tekstil tersebut tidak terserap,” ucap Febri dalam Konferensi Pers IKI September 2023 di Kemenperein, kemarin.
“Kemudian ada peraturan menteri keuangan yang menyatakan bahwa produk ekspor tidak terserap oleh pasar luar negeri bisa dijual di pasar domestik. Kami melihat itu menjadi masalah. Jadi banyak produk-produk industri kawasan berikat orientasi ekspor malah masuk pasar domestik,” lanjut Febri.
Febri tidak merinci aturan yang dimaksudkan. Akan tetapi, ketentuan soal kawasan berikat diatur dalam PMK Nomor 131/PMK.04/2018.
Selain aturan ini, Kemenperin menyebut lesunya pasar tekstil di tanah air disebabkan oleh banjirnya produk impor. Oleh karena itu, Febri mendukung langkah Kementerian Perdagangan untuk melarang Tiktok Shop.(riz/man)