Malang, Suara Gong
Presiden Jokowi menyebut akan ada kemungkinan harga bahan bakar BBM akan mengalami kenaikan dikarenakan perang Israel-Hamas.
Hal ini disampaikan Jokowi saat pembukaan Rakernas Projo di Indonesia Arena, Jakarta. Jokowi mengatakan kemungkinan akan ada kelangkaan bahan energi akan terjadi seperti dampak perang Ukraina-Rusia yang menyebabkan langkanya bahan pangan hingga membuat harga melonjak naik.
“Harga pangan itu menjadi naik gara-gara perang di Ukraina. Ini nanti harga energi bisa naik karena perang Palestina-Israel, harga energi itu artinya bensin, Pertamax,Pertalite, saya tidak ingin menakut-nakuti tetapi bisa kejadian karena kalau perang tidak selesai pasti harga BBM global pasti akan naik,” ucap Jokowi.
Baca Juga : Gaes !!! Jelang Denmark Open, Tim Badminton Indonesia Langsung Latihan
Jokowi juga menyoroti terkait perubahan iklim yang akan berdampak pada dunia. Cuaca panas yang saat ini terjadi menjadi penghambat produksi dan hasil pangan. Juga perubahan iklim membuat sejumlah pulau di dunia tenggelam.
“Belum ditambah lagi perubahan iklim itu sudah nyata kita hadapi dan ada di depan kita, kemarin baru 3-4 bulan panas sangat menyengat di seluruh dunia sebagian besar kena, termasuk kita kena El-Nino, bukan hanya panas tetapi juga mempengaruhi produksi pangan kita, pasti akan mempengaruhi hasil produksi pangan kita. Pada Selasa dan Rabu saya datang ke KTT AIS Forum di Bali, 34 Negara hadir, Negara pulau dan Negara kepulauan apa yang dibicarakan di situ, banyak sudah pulau mereka tenggelam karena perubahan iklim meskipun ini negara dengan penduduk ada yang 10.000 ada yang ratusan ribu tetapi dampaknya sudah mereka rasakan langsung,” ungkap Jokowi.
Jokowi menyebut tantangan Indonesia ke depan akan lebih berat dari sebelumnya untuk itu diperlukan pemimpin yang mempunyai keberanian untuk mengambil resiko dan kuat menghadapi tekanan negara-negara besar.
“Oleh sebab itu diperlukan pemimpin yang memiliki visi taktis yang jelas, memiliki keberanian, berani mengambil resiko, punya nyali berani menghadapi tekanan negara-negara besar,” lanjutnya. ( riz/man)