Batu, Suara Gong. Upaya Pemkot Batu dalam melakukan penurunan stunting yang menyesuaikan dengan instruksi presiden diwujudkan dalam pembuatan program Bapak Bunda Asuh (BBAS). Pj Walikota Batu Aries Agung Paewai menilai hal ini membutuhkan kerjasama dan kolaborasi dengan berbagai pihak.
“Sebelumnya kami juga sudah melakukan penandatanganan bersama antara Pemkot Batu dengan Komisi A DPRD Kota Batu. Sebelum penandatanganan itu, berbagai upaya juga telah dilakukan Pemkot Batu untuk menekan stunting seperti progrm BBAS dan ‘Rembuk Stunting Kota Batu 2023’ yang merupakan bagian dari delapan aksi konvergensi stunting di Kota Batu,” katanya pada Senin (6/11/2023).
Baca Juga : Gaes !!! Kini RSU Pindad Buka Layanan Medical Check Up Untuk CPMI
Terlebih instruksi Presiden RI Joko Widodo yang menekankan terjadinya penurunan angka stunting pada 2024 menjadi keseriusan tersendiri karena akan ada punishment bagi Pj Kepala Daerah dan Pemda dibawahnya. Sehingga tidak ada alasan lagi bagi pemerintah untuk tidak bergerak termasuk kader di setiap desa, yang harus aktif bergerak.
Berbeda ketika terjadi penurunan yang signifikan, maka untuk pemerintah tingkat desa ataupun kelurahan akan mendapatkan reward tersendiri. “Maka dari itu, semua elemen harus bergerak bersama. Intervensi harus terus dilakukan, selain itu sosialisasi melalui media sosial juga harus digencarkan yang bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang stunting,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batu, drg Kartika Trisulandari menyatakan situasi stunting di Kota Batu berdasarkan hasil bulan timbang Agustus, menunjukkan hasil yang masih fluktuatif. “Prevalensi stunting Kota Batu berdasarkan bulan timbang agustus tahun 2019, kasus stunting ada di angka 25,4 persen. Lalu di tahun 2020 turun menjadi 14.83 persen, tahun 2021 berada di angka 14,4 persen dan untuk tahun 2022 prevalensi stunting ada di angka 13,8 persen,” paparnya.
Dia menjelaskan, terdapat sejumlah langkah intervensi yang dilakukan Pemkot Batu untuk menurunkan angka stunting diantaranya pemberian tablet penambah darah pada remaja putri, dan program SMART CATIN atau Sehat Mental Agama Reproduksi Terpadu Calon Pengantin. Mencakup pemeriksaan fisik dan laboratorium, serta pembinaan kesehatan reproduksi calon pengantin. (rul/man)